Kamis, 02 Januari 2014

Kupu-Kupu Cantik yang Memabukkan - 1

Kak Mia tersenyum manis sekali ketika kukecup bibir mungilnya setelah beberapa saat menikmati orgasme terakhir yang dialaminya dan juga bersamaan dengan ejakulasiku yang kulepaskan di atas perut putih nan mulus miliknya.

Aku rebah ke sampingnya mencoba ikut menikmati kesenyapan setelah puncak kami masing-masing tercapai secara hampir bersamaan...[http://ceritayangasik.blogspot.com/] pikiran kami masing-masing melanglang ke seantero dimensi.

"Sudah hampir jam sembilan malam Roy... " kata Kak Mia memecahkan keheningan kami.
"Aku buatin makan malam sebentar yah..." lanjutnya.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum ke arah Kak Mia.

Dengan tetap bertelanjang bulat Kak Mia beranjak dari tempat tidur  menuju ke arah dapur kering di lantai 20 apartemen miliknya ini. Tubuhnya yang putih melenggang indah di hadapanku. Tubuh Kak Mia tidak terlalu gemuk, malah mungkin termasuk kurus untuk ukuran cewek setinggi dia, 171 cm, dengan dada yang tidak terlalu besar namun sangat proporsional dengan tinggi tubuhnya. Tubuh yang indah itu membuat Kak Mia selalu terlihat bagus memakai pakaian apapun. [http://ceritayangasik.blogspot.com/] Aku selalu mengagumi keindahan tubuhnya dari pertama kali aku melihatnya tanpa selembar benang pun yang menutupinya beberapa tahun yang lalu.

===

Secara de jure Kak Mia adalah tanteku, adik dari Mama tiriku. Mama kandungku telah meninggal ketika aku berumur 5 tahun dan kebetulan aku adalah anak satu-satunya dari Mama. Mama tiriku adalah sahabat dari Mama kandungku sejak duduk di bangku SMA katanya. [http://ceritayangasik.blogspot.com/] Karena Mama tiriku adalah sahabat almarhum Mamaku, maka aku sudah sangat mengenalnya karena sering main ke rumahku. Papaku menikahi Mama tiriku ketika aku berumur 10 tahun, atau 5 tahun setelah Mama meninggal. Kebetulan Mama tiriku juga dalam keadaan menjanda karena ditinggal mati suaminya pada saat itu.

Kak Mia adalah adik paling kecil dari 3 bersaudara, Mama tiriku adalah anak pertama, adik Mama tiriku yang kedua Om Tony saat ini bekerja di US dan berkeluarga di sana. Umur Kak Mia berbeda cukup jauh dengan Mama tiriku dan Om Tony, dengan Mama tiriku mungkin sekitar 20 tahun perbedaannya, karena waktu Kak Mia lahir katanya Almarhum Mama dan Mama tiriku sedang kuliah di salah satu PTN di kotaku.

Umur Kak Mia hanya berbeda 5 tahun denganku, sehingga obrolan kami sangat nyambung. Aku pertama kali ketemu dengan Kak Mia kira-kira beberapa bulan sebelum pernikahan Papaku dengan Mama tiriku (selanjutnya aku tulis Mama aja yah, agar tidak terlalu panjang). [http://ceritayangasik.blogspot.com/] Saat itu aku masih duduk di bangku SD kelas 5 dan Kak Mia di kelas 2 SMP. Rambutnya poni dan dikuncir meskipun rambutnya tidak terlalu panjang. Dengan muka yang cenderung imut-imut hal ini tentu saja menambah keimutannya.

Karena hanya kami berdua yang paling kecil pada setiap pertemuan keluarga, makanya kami cepat akrab. Kak Mia nggak mau aku memanggilnya dengan sebutan Tante Mia, dia lebih suka bila aku menyebutnya dengan panggilan Kak Mia.

Kak Mia sering mengajakku ikut apabila dia disuruh oleh Oma untuk beli sesuatu di toko kelontong deket rumah Oma. Dia akan menggandengku dengan erat ketika hendak menyeberang di perempatan, seolah-olah aku ini adik kecilnya. [http://ceritayangasik.blogspot.com/] Aku merasakan kalau Kak Mia sangat menyayangiku, mungkin karena ia anak bungsu dan mungkin pula karena ia pengin punya adik makanya ia memperlakukanku seperti itu.

Semuanya berlangsung secara indah dan alami hubungan seperti kakak adik ini, hingga ketika aku lulus SMA dan diterima di suatu PTN di luar kota yang kebetulan satu almamater juga dengan Kak Mia. Kalau Kak Mia kuliah di Fakultas Hukum maka aku diterima di Fakultas Ekonomi. Pada waktu aku masuk kuliah sebenarnya Kak Mia sudah selesai kuliahnya, ia saat itu hanya sedang melakukan revisi skripsinya sambil menunggu saat wisuda tiba.

Karena ada Kak Mia di kota itu maka aku nggak perlu terlalu repot lagi untuk mencari tempat kost, Kak Mia membantuku memilih tempat kost yang bagus dan aman. [http://ceritayangasik.blogspot.com/] Kak Mia sendiri saat itu mengontrak rumah bersama 3 orang temannya di suatu perumahan yang letaknya tidak terlalu jauh dari kampus.

Hari pertama aku datang ke kota itu aku hanya diantar oleh Kak Mia naik bus malam, setelah sampai di kota itu aku dan Kak Mia langsung menuju ke kontrakan Kak Mia. Untuk beberapa hari ke depan aku nebeng di kontrakan Kak Mia sampai tempat kost ku siap dimasuki, sebenarnya aku agak risih juga sebab serumah isinya cewek semuanya . [http://ceritayangasik.blogspot.com/] Tapi Kak Mia meyakinkanku untuk nggak usah risih sebab semua yg ada di rumah itu adalah sahabat-sahabatnya.

Ku letakkan travel bag ku dan travel bag Kak Mia di pojok kamar Kak Mia yang sangat rapih. Sebuah spring bed kecil terletak di atas karpet tebal warna cream yang menutupi seluruh kamar. Kamar Kak Mia berkesan sangat hangat dan menyenangkan, baunya harum khas kamar cewek.

"Kamu mandi aja dulu Roy...lecek banget mukamu" kata Kak Mia mencoba meledekku...
Aku nurut saja sambil ngeloyor ke kamar mandi di dalam kamar Kak Mia setelah diberikan handuk oleh Kak Mia.

Hhm...segar juga badan setelah mandi... Oow shit... aku lupa nggak membuka travel bag ku sebelum masuk ke kamar mandi sehingga aku lupa nggak bawa celana dalam dan celana pendek untuk ganti, sedangkan celana yang tadi kupakai sudah keburu kumasukkan ke ember cucian. [http://ceritayangasik.blogspot.com/] Selesai mandi, dengan melilitkan handuk pemberian Kak Mia aku keluar dari kamar mandi. Kulihat Kak Mia sedang duduk di tempat tidur sambil membaca majalah. Mata Kak Mia sempet mencuri pandang ke arah tubuhku yang hanya berbalut handuk, aku cuek saja ngeloyor ke arah travel bag ku dan kuambil celana dalam dan celana pendek, kemudian aku masuk lagi ke kamar mandi untuk memakainya.

"Kak Mia gantian mandi gih..." kataku setelah beres berganti pakaian.
"OK Boss..." sahut Kak Mia sambil nyegir.

Aku rebahan di tempat tidur Kak Mia sambil menunggu ia mandi, semilir sejuk udara pagi membuatku terkantuk, walaupun aku tadi malam juga tidur di bus malam namun sangat tidak nyaman, makanya begitu bisa meluruskan tubuhku di tempat tidur langsung terlelap.

Hmmh...dimana nih pikirku ketika kubuka mataku, aku baru inget kalau aku baru sampai di kota tempatku kuliah dan saat ini berada di kamar Kak Mia. [http://ceritayangasik.blogspot.com/] Kulihat di sebelahku Kak Mia juga sedang tertidur pulas, nafasnya teratur, menandakan kalau ia pulas. Kak Mia tertidur juga rupanya setelah mandi tadi, ia menghadap ke arah ku dengan mengenakan kaos donald duck putih kesayangannya dengan celana model hot pants seperti yang dipakai pebalap sepeda. Tangan Kak Mia entah disengaja atau tidak melingkar di dadaku. Ada perasaan tenteram ketika ku dekap tangan itu di dadaku. Perlahan aku miringkan tubuhku ke arah Kak Mia, sehingga tubuh kami saling berhadapan, nafas teratur Kak Mia terasa menghembus ke arah ku.

Kuperhatikan dengan seksama tubuh Kak Mia yang masih tertidur, sangat cantik dan wajahnya sangat imut. Kulit mukanya bersih dan cerah, di beberapa tempat tampak ada urat berwarna kebiruan yang menghiasi pipinya.

Entah setan mana yang lewat membisikkan sesuatu ke kepalaku yang memintaku untuk mendekatkan bibirku ke bibir mungil Kak Mia, ada sesuatu yang membuatkku tidak bisa mengontrol keinginanku untuk mencium bibir indah itu. Perlahan kutempelkan bibirku ke bibir Kak Mia...grengg...sengatan beribu-ribu volt tiba-tiba menyegat tubuhku sesaat setelah bibirku menempel ke bibir Kak Mia.

Kak Mia tidak bereaksi...kudorong lidahku untuk sedikit membuka bibirnya agar aku bisa memagut bibir bawahnya...perlahan sekali gerakan lidahku membongkar bibir Kak Mia... [http://ceritayangasik.blogspot.com/] Bibir Kak Mia sudah agak terbuka dan kupagut lembut bibir bawahnya...hhmmemh...lembut sekali dan perasaanku terbang ke awan...

Duaaarrr....!!! Tiba-tiba Kak Mia terbangun...

-- to be continued --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar